Dengan diberlakukannya aturan tersebut, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GBPSI) Johnny Syafruddin, impor film tinggal menunggu waktu. Jika izin impor sudah diberikan oleh Ditjen Bea dan Cukai, maka dalam hitungan hari, penonton Indonesia sudah bisa menikmati Harry Potter 7 dan Transformers.
"Begitu start boleh impor film, kita tinggal kontak ke Thailand, dari Bangkok mereka cetak keperluan kita. Paling cepat 10 hari paling lama dua minggu kita sudah bisa tayang," ungkap Johnny, Sabtu (16/7).
Kapan startnya? Menurut Johnny, ketika Ditjen Bea dan Cukai menyelesaikan persoalan yang membelit importir, maka film sudah bisa diimpor. Masalah Bea Masuk Atas Hak Distribusi Film Impor sebesar 10% sudah diselesaikan lewat PMK 102/2011. Jadi, MPA tidak punya alasan menolak filmnya tayang di Indonesia.
"(PMK) ini isinya memberikan angin segar untuk pengusaha bioskop dan importir. PPN 10% yang jadi ganjalan AS ditiadakan," ujar Johnny.
PMK yang dikeluarkan 13 Juli 2011 tersebut, imbuh Johnny, mengubah hitungan bea masuk film impor. Sebelumnya, bea masuk film impor dihitung berdasarkan panjang film seluloid. Sekarang, bea masuk dihitung berdasarkan durasi tayang film tersebut. Menurut perhitungan Johnny, sebenarnya bea yang dikenakan kepada importir naik hampir 100% hingga bea masuknya mendekati tarif masuk film ke Thailand. Namun, hitung-hitungan tersebut dinilai cukup baik.
"Cukup baguslah. Kalau itu sampai berganda, sampai empat jenis pajak, nggak bagus lah. ternyata ini dipahami Kementerian Keuangan," tambahnya.
Mengenai importir sendiri, Johnny mengaku belum mendapat kabar tentang dibukanya izin impor bagi PT Omega Film. Namun ia menyambut gembira seandainya kabar tersebut benar.
Sejumlah bioskop juga sudah mengiklankan penayangan film impor. "Kita jangan tergesa-gesa, tapi iklan sih nggak apa-apa ya. Tanggal mainnya juga kan belum bisa dipastikan," kata Johnny.
Kelegaan impor film dirasakah Johnny karena anggota asosiasinya kesulitan mengoperasikan bioskop selama impor film bermasalah. Johnny mengatakan, satu bioskop di Palu tutup sementara 68 gedung bioskop kelas menengah lainnya terpukul dengan semakin sepinya bioskop.
"Ada yang sudah tidak bisa menutup biaya operasional terutama bioskop menengah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Solo. Cuma, teman-teman saya ini orang-orang yang tegar. Meski sudah tekor tapi coba bertahan," tandas Johnny. (*/OL-12)
sumber:
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=146180